TGFU (Teaching Games
For Understanding)
Dalam pengajaran pendidikan jasmani dan
kegiatan keolahragaan semestinya menggunakan konsep teknik terarah. Tujuan
utama menggunakan pendekatan ini adalah untuk membantu pelajar untuk waspada
terhadap berbagai macam teknik yang diperlukan untuk memainkan berbagai macam
kegiatan olahraga. Pelajar mungkin bisa mengembangkan teknik yang bagus pada
berbagai kemampuan berolahraga namun mempunyai sangat sedikit pengetahuan
tentang permainan. Meskipun kemampuan berolahraga sangat menonjol dengan
menggunakan pendekatan teknik terarah (technique-led approach), model ini tidak
mempromosikan pengembangan pada kapasitas untuk menentukan pilihan, kreativitas
atau penerapan pengetahuan tentang kemampuan berolahraga kepada area
pembelajaran yang lain kecuali ada pendekatan alternatif yang bisa diterapkan.
Bunker dan Thorpe (1982) membuat proposal TGFU sebagai sebuah pendekatan
alternatif. Semenjak itu, TGFU telah menarik seluruh perhatian para guru guru
olahraga. Seperti yang Metzler(2000) katakan, “TGFU adalah sebuah model
instruksi yang berfokus pada pengembangan kemampuan pelajar-pelajarnya untuk
memainkan permainan. Inti dari pendekatan ini adalah penggunaan taktik-taktik
kewaspadaan untuk meningkatkan penampilan di dalam kegiatan-kegiatan jasmani.
Permainan-permainan yang telah dimodifikasi dipandang sebagai alat untuk meraih
tujuan tersebut. Studi-studi terbaru lebih condong untuk membandingkan atau
berkosentrasi pada hasil hasil pengetahuan, psychological dan affective dari
pendekatan ini (Allison & Thorpe, 1997, Turner & MArtinek, 1992, 1999).
Sebuah riset menunjukan bahwa taktik lebih bermanfaat dibandingkan dengan
pendekatan dan hasil hasilnya yang mendukung perkembangan pada teori pengajaran
baru didalam pengajaran permainan-permainan (Booth, 1983, Burriows, 1986 and
Werner & Almond, 1990). Meskipun pada kenyataannya bahwa kini ketertarikan
pada TGFU, disana tidak ada usaha untuk meninjau kembali bagaimana untuk
memperluas teori pengajaran yang berdasarkan pada taktik untuk mencapai harapan
harapan yang modern pada pendidikan jasmani atau tidak adanya usaha usaha untuk
mengalihkan struktur terpadu pada segi pembelajaran yang lainnya. Sekolah
pendidikan jasmani selalu memandang sebagai platform yang digunakan para
pelajar untuk mengembangkan pengalaman-pengalaman mereka dan kemampuan praktek
mereka diberbagai kegiataan olahraga dan jasmani. Sebuah permintaan kotemporer
adalah untuk program sekolah pendidikan jasmani untuk tidak hanya melatih seorang
pelajar dengan kelihaian didalam kegiatan olahraga dan jasmani. Pendidikan
moderen mengharapkan pelajar-pelajarnya untuk dilengkapi dengan kualitas yang
lain seperti pemikiran yang kritis, kreatif, bekerjasama dan kepiawaian dalam
menguasai dunia modern dan yang berjalan dengan baik melebihi semata mata hanya
mengembangkan keahlian di bidang olahraga. Sekolah diharapkan untuk mempunyai
peran didalam membantu pelajar-pelajar untuk mengembangkan ketrampilan hidup
dan ketrampilan generik melalui kegiatan jasmani dan untuk melengkapi
pelajar-pelajar dengan intisari untuk kehidupan yang berkualitas melalui keikut
sertaan didalam kegiatan olahraga dan jasmani. Kertas ini sebagai bantahan
untuk mengevaluasi pengajaran pendidikan jasmani melalui pandangan yang
horizontal sebagai keterpaduan dengan disiplin-disiplin tang lain atau
subjek-subjek secara horizontal. Hal ini akan melibatkan perluasan pengetahuan
anak-anak, dari kontek permainan untuk mencapai pengalaman-pengalaman hidup dan
harapan-harapan yang berbeda. Dengan pengenalan pada perencanaan kurikulum yang
terpadu, hal ini memungkinkan untuk meningkatkan pengembangan keahlian
cara-cara berpikir dan pencapaian tujuan pendidikan yang lain melalui
pengajaran dan pembelajaran pendidikan jasmani.
Perpaduan yang dibangun atas dasar anggapan
bahwa disana ada Hubungan antara isi pengetahuan dan keahlian belajar. Hal ini
didasarkan oleh fakta bahwa pengalaman-pengalaman hidup yang nyata tidaklah
dipisahkan kedalam potongan respektive namun dipadukan. Dengan begini,
perpaduan didalam pendidikan mengarah ke sebuah jalan pembelajaran dimana
pelajar tidak seharusnya belajar secara terpisah, pecahan yang tak berhubungan
namun sebagai sebuah badan yang utuh yang terdiri dari informasi yang terkait.
Ini artinya, bahwa pelajar dapat belajar untuk menerapkan pengetahuan dan
teknik dari mempelajari permainan untuk sebuah konteks ‘kehidupan yang nyata’
dan untuk melukis pengetahuan dari disiplin yang lain untuk memperkaya
pembelajaran didalam pendidikan jasmani. Untuk itu, akibat yang timbul
berkembang antara subjek-subjek dengan mengambil hal ini sebagai pertimbangan
dan perencanaan dan pengaturan kurikulumnya. Pendekatan yang terpadu bergerak
melampui batas mengajar anak anak untuk menjadi piawai di dalam mempelajari
permainan dengan tujuan pada perkembangan anak untuk menjadi mandiri dan
pemecah masalah yang mandiri dengan mengikut sertakan anak-anak secara langsung
and penuh makna didalam mempelajari bagaimana untuk menerapkan pengetahuan yang
telah dipelajari untuk sebuah situasi yang menantang. Pengajaran pada ilmu
pengetahuan yang khusus didalam sebuah disiplin menjadi bagian dari process.
Tujuan akhir adalah untuk menerapkan pengetahuan mereka untuk sebuah situati
pemecahan masalah. Menurut Fogarty (1991) dan Jocobs (1989) disana paling tidak
ada tiga pandangan yang berbeda untuk mengembangkan pelajaran yang terpadu.
What?
TGFU (Teaching Games For Understanding) adalah sebuah model
instruksi yang berfokus pada pengembangan kemampuan pelajar-pelajarnya untuk
memainkan permainan. Inti dari pendekatan ini adalah penggunaan taktik-taktik
kewaspadaan untuk meningkatkan penampilan di dalam kegiatan-kegiatan jasmani.
Who?
Mereka yang berperan penting dalam TGFU yaitu para pelajar atau
siswa serta para guru penjas.
When?
Bunker dan Thorpe (1982) membuat proposal TGFU sebagai sebuah
pendekatan alternatif. Semenjak itu, TGFU telah menarik seluruh perhatian para
guru olahraga.
Where?
Karena seebagai tokoh utamanya adalah siswa dan para guru penjas
maka tentu proses ini terjadi di sekolah atau area pendidikan.
Why?
Dalam pengajaran pendidikan jasmani dan kegiatan keolahragaan
semestinya menggunakan konsep teknik terarah. Tujuan utama menggunakan
pendekatan ini adalah untuk membantu pelajar untuk waspada terhadap berbagai
macam teknik yang diperlukan untuk memainkan berbagai macam kegiatan olahraga.
Pelajar mungkin bisa mengembangkan teknik yang bagus pada berbagai kemampuan
berolahraga namun mempunyai sangat sedikit pengetahuan tentang permainan.
Meskipun kemampuan berolahraga sangat menonjol dengan menggunakan pendekatan
teknik terarah (technique-led approach), model ini tidak mempromosikan
pengembangan pada kapasitas untuk menentukan pilihan, kreativitas atau
penerapan pengetahuan tentang kemampuan berolahraga kepada area pembelajaran yang
lain kecuali ada pendekatan alternatif yang bisa diterapkan.
0 comments:
Post a Comment